Suhu tertinggi yang pernah tercatat adalah 18,3°C di Semenanjung Antartika.

Suhu tertinggi yang pernah tercatat telah terjadi di Semenanjung Antartika, dengan para peneliti mengukur suhu sebesar 18,3°C.

Suhu panas rekor, yang tercatat di ujung utara semenanjung pada tanggal 6 Februari oleh pangkalan penelitian Argentina Esperanza, secara signifikan lebih hangat daripada rekor sebelumnya yaitu 17,5°C, yang ditetapkan pada Maret 2015.

Meskipun peran jangka panjang perubahan iklim dalam rekor suhu tertinggi ini belum jelas, dalam jangka pendek kemungkinan besar hal ini terkait dengan fenomena cuaca lokal yang dikenal sebagai peristiwa 'foehn', yaitu pemanasan udara yang cepat yang turun dari lereng gunung, menurut Randall Cerveny, pelapor ekstrem cuaca dan iklim WMO.

Sebuah komite dari Arsip Cuaca dan Iklim Ekstrem (AWCE) WMO sekarang akan mencoba memverifikasi catatan tersebut. Cerveny mengatakan, “Semua yang telah kita lihat sejauh ini menunjukkan kemungkinan catatan yang sah, tetapi tentu saja kita akan memulai evaluasi formal terhadap catatan tersebut setelah kita memiliki data lengkap dari SMN (Servicio Meteorológico Nacional – layanan meteorologi nasional Argentina) dan tentang kondisi meteorologi di sekitar peristiwa tersebut.”

Di tengah musim panas Antartika yang sangat hangat, rekor baru tersebut diikuti beberapa hari kemudian oleh laporan media tentang suhu tertinggi baru sebesar 20,75°C untuk wilayah Antartika.

Jika terverifikasi, rekor yang diperoleh para peneliti Brasil dari stasiun pemantauan di Pulau Seymour, bagian dari rangkaian pulau di lepas Semenanjung Antartika, akan menjadi kali pertama suhu di wilayah Antartika melebihi 20°C. (Rekor sebelumnya untuk wilayah Antartika – di seluruh wilayah selatan garis lintang 60 derajat – saat ini adalah 19,8°C, yang diperoleh di Pulau Signy pada Januari 1982.)

Dengan adanya permintaan data suhu mentah dari WMO untuk stasiun pemantauan Pulau Seymour, Cerveny percaya bahwa masih terlalu dini untuk membicarakan rekor baru pada tahap ini: “Pertama-tama kita perlu menganalisis metadata stasiun yang sangat penting, misalnya lokasi, jenis peralatan, praktik pengukuran, kalibrasi instrumen, dll., dari para peneliti yang terlibat. Setelah kita memiliki data tersebut, kita dapat memulai evaluasi formal mengenai validitas pengamatan tersebut.”

Cerveny mengatakan karena proses ini “tidak terjadi dengan cepat”, kemungkinan akan memakan waktu cukup lama sebelum komite AWCE dapat memberikan penilaian mereka tentang potensi rekor tersebut.

Semenanjung Antartika, yang merupakan ujung barat laut Antartika dan menjorok ke arah Amerika Selatan, adalah salah satu wilayah dengan pemanasan tercepat di planet ini. Suhu di sana telah meningkat hampir 3°C dalam 50 tahun terakhir.

Sementara itu, jumlah es yang hilang setiap tahun dari lapisan es Antartika telah meningkat setidaknya enam kali lipat antara tahun 1979 dan 2017.